Menyebut nama Agnes sebagai topik perbincangan akan
selalu mengundang dua macam respon : rasa kagum dan jadi bahan ledekan.
Agnes Monica bisa disebut sebagai salah satu
artis muda potensial yang pernah dimiliki Indonesia. Mengawali karir sebagai
penyanyi cilik dan presenter acara anak-anak, Agnes sudah langsung berhasil
mencuri perhatian lewat karakternya yang imut dan cerdas. Karir menyanyi-nya
disaat masih anak-anak memang terbilang kalah pamor dibanding penyanyi
anak-anak seangkatannya, bisa dibilang Agnes jarang bisa menghasilkan lagu-lagu
hits dari album anak-anak yang dua keluarkan. Tetapi karakternya yang kuat
mampu membuat Agnes tetap punya tempat di jagad hiburan dengan penonton
anak-anak.
Menginjak usia remaja sepertinya menjadi langkah yang
tepat bagi Agnes untuk menunjukkan kemampuannya. Dia berhasil menjelma dari
bintang cilik menjadi pemain sinetron remaja. Debut aktingnya memang secara
kebetulan teruji pada sinetron yang ditujukan untuk penonton remaja : Lupus
& Pernikahan Dini. Karena saya bukan penggemar sinetron (bahkan
mungkin bisa disebut benci setengah mati terhadap sinetron) maka saya kurang punya
kapasitas untuk mengomentari akting Agnes di sinetron.
Begitu merilis album remaja pertamanya yang berjudul And
The Story Goes…Agnes langsung mengharu biru blantika musik Indonesia.
Secara penampilan dan musikalitas, Agnes memang terlihat berbeda dan selangkah
lebih maju dibanding penyanyi-penyanyi seniornya saat itu. Kalau
penyanyi-penyanyi seniornya cenderung saling meniru gaya menyanyi dan berbusana
satu sama lain sehingga semuanya tampak seragam dan sama, Agnes justru memilih
untuk meniru gaya busana Britney Spears dan gaya bernyanyi Christina
Aguilera. Meski mendapat kritikan sebagai tukang tiru artis Luar Negeri,
toh Agnes tetap melaju sebagai salah satu penyanyi terbaik Indonesia dan yang
paling ditunggu penampilannya disetiap acara-acara on air atau off
air. Penggemarnya juga sangat lintas usia, mulai dari anak-anak sampai usia
dewasa.
Sukses dengan album pertama, Agnes langsung merasa
percaya diri mampu menggebrak pasar musik internasional. Slogan go
internasional mulai sering didengungkan, apalagi Agnes mulai pamer
kemampuan bahasa Inggrisnya dengan cara menyelipkan beberapa kata dalam bahasa
Inggris dalam statement-nya yang berbahasa Indonesia. Tak jarang Agnes
juga menggunakan bahasa Inggris pada wawancara yang berformat bahasa Indonesia.
Bukan hal yang haram memang karena di Indonesia sangat jarang kita menemukan
artis yang bisa berbahasa Inggris dengan baik dan benar, tetapi tentu terlihat
sedikit salah tempat.
Memiliki bakat dan penampilan yang memadai ke arah
bursa internasional, wacana go internasional itu disertai Agnes dengan
pembuktian menuju ke arah sana : Agnes sibuk bermain sinetron, termasuk
bermain di sinema Taiwan bersama Jerry Yan, menjadi figuran serial TV di
China bersama Peter Ho. Kemudian tampil di Asian Song Festival di
Korea, duet dengan penyanyi Amerika : Keith Martin, dan yang paling
mencengangkan adalah menjadi co-host American Music Award 2010 (meskipun
kenyataannya saya tidak menemukan secuil-pun penampakan dari Agnes ketika
menyaksikan tayangan American Music Award di channel ABC).
Memang pada official Press Release, Agnes
tampak pada video dengan gerombolan yang tidak saya kenal (yang katanya adalah
para co-host dari berbagai negara) dan anehnya Agnes adalah satu-satunya
yang berbicara dalam bahasa Indonesia sementara co-host yang lain
berbicara dalam bahasa Inggris yang baik. Agak mengherankan karena di
Indonesia, Agnes dikenal sebagai artis yang sangat bersemangat menggunakan
bahasa Inggris. Tetapi ketika berada pada teritori yang menggunakan bahasa
Inggris, Agnes malah terkesan tidak percaya diri. Gaya-nya yang gelagapan saat
hanya bisa memberi jawaban ‘I don’t know. I’m so excited. Are you excited?’
sempat menjadi bahan ledekan dibeberapa forum online dan situs jejaring
sosial.
Itulah Agnes Monica, bakatnya mengundang decak kagum
tetapi semangatnya yang menggebu-gebu dan terkesan snobbish sering
menjadi bahan tertawaan. Darah mudanya membuat Agnes berani bermimpi setinggi
langit dan kemudian dengan semangat luar biasa membicarakannya kepada orang
lain. Namun sayang, usahanya mungkin masih kurang keras sehingga sampai saat
ini mimpi itu belum juga terwujud. Bahkan tak jarang bagi beberapa orang Agnes
dinilai terlalu muluk bermimpi.
Saat ini kabarnya Agnes sudah mendapat kontrak rekaman
di Amerika (kabar yang sama seperti yang pernah kita dengar lima tahun yang
lalu), dan sekarang Agnes (kabarnya kagi) sedang berada di Amerika untuk proyek
besar tersebut. Kita hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk Agnes karena
selama ini Agnes sudah terlalu banyak mengumbar rencana besar tanpa bukti.
Masih ingat dengan statement Agnes yang mengatakan
tidak mungkin meninggalkan karir dan popularitasnya di Indonesia demi mengejar
karir internasional. Rasanya statement ini tidak realistis, bagaimana mungkin
Agnes bisa membangun karir di Luar Negeri sementara dia berada di Indonesia.
Kecuali kalau Agnes membangun karirnya melalui uang, bukan menjual bakat dan
menjalin relasi. Dia tinggal menyuruh dan membayar orang lain yang
mencari peluang dan kesempatan untuknya di luar sana. Tetapi dengan bakat
dan kemampuan se-luar biasa itu, sangat sayang jika Agnes menempuh jalur
seperti itu.
Rasanya Agnes memang perlu belajar bahwa setiap orang
bebas bermimpi, tetapi untuk mewujudkan mimpi ada harga yang harus dibayar.
Mudah-mudahan itu yang sekarang dia coba aplikasikan dengan berangkat ke
Amerika. Tinggalkan kontrak sinetron dan iklan yang tak membangun image Agnes
ke arah brand image yang lebih tinggi. Toh kalau misalnya gagal (mudah-mudahan
sih sukses), dia masih bisa kembali ke Indonesia dan menjadi superstar lagi.
Bukankah semua usaha ada resikonya?
